Jika Anda berencana akan berlibur ke Yogyakarta, sebaiknya sisihkanlah waktu lebih dari 3 hari. Waktu 3 hari takkan cukup untuk mengeksplore Yogya sepenuhnya. Sebab Yogya memiliki banyak objek wisata dan keanekaragaman budaya yang unik-unik.
Berbicara soal kebudayaan, Yogya dipengaruhi kuat oleh adat istiadat Keraton. Banyak tradisi leluhur Keraton yang masih pertahankan hingga sekarang. Dan, itu membuat Yogya tampak sangat unik di mata para pendatang atau wisatawan. Beberapa tradisi budaya Yogya yang bertahan dan berhasil mencuri perhatian wisatawan antara lain:
Sekatenan
Foto Oleh: IG @jogjafoodhunter
Sejak Islam masuk ke tanah Jawa, tradisi Sekatenan telah dimulai. Itu artinya, tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam. Inti dari Sekaten tak lain untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bentuk acaranya berupa pesta rakyat yang dimulai beberapa hari sebelum tanggal 5 Rabiul Awal dan berlangsung selama satu bulan penuh. Sepanjang waktu itu akan digelar pasar malam di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.
Puncak acara Sekatenan diisi dengan acara Grebek Maulud. Acara ini berupa arak-arakan hasil bumi yang dipanggul oleh masyarakat Yogya. Hasil bumi tersebut lalu dibagikan oleh siapa saja yang beruntung hari itu. Konon, tradisi Grebek Maulud ini dapat mendatangkan keberkahan.
Upacara Nguras Enceh
Upacara Nguras Enceh dilakukan setiap hari Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon yang jatuh pada bulan Suro (penanggalan Jawa). Pada waktu tersebut, dilaksanakan ritual membersihkan gentong yang terdapat di makam raja-raja di Yogya, Bantul, dan Imogiri. Ritual ini dimaknai sebagai upaya pembersihan jiwa/hati dari segala hal-hal kotor di dalamnya.
Rabo Pungkasan Wonokromo Pleret
Setiap hari Rabu terakhir dalam bulan Safar, masyarakat Yogya akan menggelar upacara Rabo Pungkasan Wonokromo Pleret sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang Mahaesa. Ritual utama upacara ini berupa kirab kue lemper raksasa yang diiringi pasukan keraton dan kelompok kesenian rakyat dari Masjid Wonokromo hingga Balai Desa Wonokromo. Pada akhir upacara, lemper rakasasa tersebut akan dibagi-bagikan ke masyarakat.
Sendratari Ramayana
Foto Oleh: IG @discover.jogja
Tradisi lain yang masih saja awet di Yogya adalah Sendratari Ramayana. Pertunjukan ini sarat akan nilai seni, dimana seni tari dan drama digabungkan menjadi satu. Sendratari Ramayana sebetulnya suatu upaya untuk menceritakan tentang kisah perjuangan Sri Rama dalam membebaskan Dewi Shinta yang diculik Rahwana, namun dalam konsep yang lebih menarik dan menghibur. Saking banyaknya peminat, tak tanggung-tanggung seni Sendratari Ramayana ini turut dimainkan di mancanegara seperti Singapura, Laos, Kamboja, Malaysia, India, dan Sri Lanka.
Di samping tradisi budaya leluhur yang tetap dilanggengkan hingga sekarang, Yogya juga surga bagi wisatawan yang ingin menjajaki spot-spot wisata alam dan buatan. Di antaranya seperti:
Puncak Kosakora
Foto Oleh: IG @fiztourjogja
Puncak Kosakora merupakan kawasan perbukitan yang tengah hits di kalangan wisatawan. Apalagi yang hobi fotografi dan camping. Lokasinya terletak di kawasan Pantai Drini, salah satu pantai yang ada di derah Gunung Kidul. Dengan mendaki puncak ini kita bisa memandang keindahan pantai dari atas ketinggian. Hanya saja, berada di atas bukit siang hari rasanya akan panas sekali. Jadi, time yang tepat untuk bersantai di puncak Kosakora adalah pagi, sore, dan malam hari.
Kebun Buah Mangunan
Foto Oleh: IG @travellerindokece
Spot wisata ini terbilang baru. Sekitar dua tahun silam namanya mulai dikenal dan melambung. Lokasinya juga tidak sulit ditempuh. Hanya sekitar 35 kilometer saja dari pusat kota Yogyakarta.
Keberadaan Kebun Buah Mangunan semakin membuktikan bahwa pemandangan alam Yogyakarta patut dipuji. Sekelilingnya dipagari bukit-bukit hijau. Sedang di bawahnya terbentang perkebunan buah yang luas dan tertata dengan sangat baik sesuai dengan kondisi kemiringan bukit. Selain itu, udara di tempat ini masih sangat sejuk. Cocoklah bagi Anda yang ingin memulihkan kondisi paru-paru setelah sehari-hari dihantam debu polusi.
Di salah satu titik terbaik di Bukit Mangunan, dari atas ketinggian kita bahkan bisa menikmati pemandangan Pantai Parangtritis, kota Bantul, dan Sungai Oya secara langsung.
Air Terjun Kembang Soka
Foto Oleh: IG @dennis.pangestu
Banyak objek wisata air terjun bisa kita datangi di Yogya. Satu satu yang terindah ialah Air Terjun Kembang Soka. Lokasi tepatnya berada di Desa Gunungkelir, Kecamatan Kulonprogo.
Daya tarik air terjun ini terletak pada warna airnya yang terdiri atas dua warna yakni putih dan tosca. Di sisi lain, bebatuannya pun didominasi oleh dua warna. Batu yang berada di dasar sungai berwarna kuning, sedangkan tebing-tebing di sekelilingnya berwarna merah. Asyiknya lagi, banyak kolam-kolam kecil, dangkal, dan berair jernih. Cocok sekali untuk wisatawan yang ingin membawa anak-anak mandi atau main air di sini.
Puas menyusuri objek-objek wisata, saatnya me-recharge energi dengan menyantap makanan lezat. Bukan hanya gudeg dan sego kucingnya saja yang bisa dicoba, tapi juga beragam kuliner Yogya lainnya yang tengah viral. Contohnya seperti:
Jejamuran Resto
Foto Oleh: IG @mama_prisha
Dari namanya saja, mudah bagi kita menebak menu utama yang dijual di resto ini. Apalagi kalau bukan jamur. Di tangan chef andal Jejamuran Resto, berbagai jenis jamur diolah menjadi beragam menu lezat. Mulai dari jamur crispy, tongseng jamur, gulai jamur, sup jamur, sate jamur hingga rendang jamur pun tersedia.
Meski dinamakan resto, namun harga menu-menu di sini termasuk bersahabat. Pantas saja nyaris tak pernah sepi pengunjung.
Bakso Hitam
Foto Oleh: IG @kedai_abuy
Sekilas tampilannya seperti bakso gosong. Namun ternyata bukan! Bakso gosong ini memang sengaja dibuat berwarna hitam mutlak dengan bantuan active charcoal (arang hitam). Tenang saja, walau hitam dan tampak tidak meyakinkan, tapi tetap aman dikonsumsi dan rasanya sama sekali tidak mengecewakan. Buktinya, makanan ini termasu hits di Yogyakarta.
Soto Batok
Foto Oleh: IG @pesonajogja
Jika lazimnya soto menggunakan wadah mangkok yang terbuat dari melamin, kaca, atau keramik, kini justru menggunakan wadah dari batok kelapa. Sebenarnya dari segi rasa tidak terlalu berbeda dengan soto bening kebanyakan. Namun cara penyajian yang menggunakan batok itulah membuat banyak orang penasaran ingin mencoba.
Salah satu warung soto batok yang terkenal di Yogya adalah milik Mbah Katro yang berlokasi di kawasan Candi Sambisari. Bukan hanya soto saja yang tersedia di sini, tapi juga tempe mendoan, sate telur puyuh, dan sate usus yang tak kalah maknyuss.
Nah, pulang dari Yogya jangan lupa beli oleh-oleh di tempat-tempat berikut ini.
Grabah Kasongan
Foto Oleh: IG @bgs_wibowo
Oleh-oleh bukan hanya berupa makanan saja. Kita juga bisa membeli aneka kerajinan grabah yang cantik-cantik dan berharga murah di Desa Kasongan. Desa ini terletak sekitar 8-10 km dari pusat kota Yogya dan mudah diakses dengan kendaraan pribadi atau umum.
Perak Kota Gede
Foto Oleh: IG @restuticatu
Tak ingin membeli grabah, mungkin aksesoris yang terbuat dari perak membuat Anda lebih tergoda. Datanglah ke Toko Queen Silver yang terletak di kawasan Kotagede. Di sinilah sentra perak terbaik di Yoagyakarta. Segala macam bentuk aksesoris hingga pajangan tersedia dalam model yang aduhai indah. Harganya pun bervariasi dan sebanding dengan mutu produk.
Batik
Foto Oleh: IG @kebayareferensi
Ke Yogya tak lengkap tanpa membeli batik. Apalagi apalagi batik-batik di sini sudah terkenal sampai ke luar negeri. Beberapa tempat membeli batik yang paling asyik tak lain di Pasar Beringharjo dan Malioboro. Kalau pandai menawar, Anda bisa dapat harga yang lumayan murah.
Bakpia
Foto Oleh: IG @malioboromall
Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan adalah membeli bakpia untuk buah tangan kembali ke kota asal. Meskipun kue sederhana, bakpia Jogja termasuk jajanan yang digandrungi wisatawan. Selain enak, harganya pun relatif murah dan sudah dikemas rapi dalam box. Jadi memudahkan saat dibawa. Lokasi penjualan bakpia Jogja yang legend ada di toko Bakpia Pathuk 75 dan Bakpia Pathuk 25.
Demikian ulasan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan Yogyakarta. Saking banyaknya yang bisa kita temukan di sana, rasanya tak cukup jika hanya berlibur 3 hari saja.
Comments