Miniatur hutan purba yang tetap tumbuh subur dan rapat sejak ribuan tahun lalu di dasar goa vertikal dan pancaran cahaya matahari menembus mulut goa membentuk tiang cahaya membuat siapa saja akan merasa penasaran dengan goa yang satu ini.
Goa Jomblang atau Luweng Jomblang merupakan goa vertikal yang terbentuk dari amblesnya tanah membentuk sink hole atau dalam bahasa jawa disebut luweng dengan kedalaman bervariasi hingga 80 meter.
Amblesnya tanah ini juga membawa vegetasi yang dulu hidup di atasnya, berbagai tumbuhan purba tersebut akhirnya tetap tumbuh subur di dalam goa membentuk hutan seperti ketika awal tanah tersebut ambles.
Untuk memasuki Goa Jomblang dibutuhkan usaha ekstra, diperlukan kemampuan menguasai teknik tali tunggal atau single rope technique (SRT) yaitu teknik menuruni ketinggian tebing atau goa dengan menggunakan satu tali.
Berbagai perlengkapan dan peralatan khusus harus dikenakan, seperti sepatu boot, helm, headlamp, harness, ascender, descender, footloop, carabiner, dll. Untuk perlengkapan tersebut sudah disediakan oleh pemandu yang juga akan menerangkan fungsi masing-masing alat serta membimbing dalam penggunaannya.
Hormon adrenalin akan terpacu ketika kita mulai menuruni mulut goa menggunakan seutas tali. Seketika kaki menyentuh dasar goa, lenyap lah segala rasa takut yang tadi dirasakan berganti dengan rasa takjub ketika mata kita disuguhi dengan indahnya perut Goa Jomblang dengan berbagai ornamen dindingnya juga lebatnya hutan purba mulai dari lumut, tanaman pakuan hingga pohon-pohon besar. Susunan vegetasi hutan di dalam Goa Jomblang sangat berbeda dengan hutan di atas permukaan Goa, semua masih seperti aslinya ribuan tahun lalu.
Dari goa Jomblang kita bisa meneruskan petualangan ke goa selanjutnya, yaitu Goa Grubug. Kedua goa ini dihubungkan dengan sebuah lorong yang membentang sepanjang 300 meter. Susunan stalaktit dan stalagmit serta batuan-batuan kristal tersusun secara alami menemani perjalanan kita selama menyusuri lorong tersebut.
Di penghujung jalan kita akan menemui aliran sungai bawah tanah yang mengalir dengan deras. Tibalah kita di Goa Grubug atau Luweng Grubug. Jika kita datang di waktu yang tepat, ketika matahari tepat berada di titik puncak antara jam 10 hingga 12 pagi, kita dapat melihat indahnya pancaran garis cahaya matahari yang menembus mulut goa menyinari bagian dalam goa yang gelap. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Bagi penggemar fotografi, Goa ini termasuk salah satu tempat tereksotis untuk mengambil gambar ROL (Ray Of Light).
Untuk menjaga ekosistem Goa Jomblang, pihak pengelola membatasi jumlah pengunjung yang masuk dalam waktu bersamaan sebanyak maksimal 25 orang.
Bagi penggemar wisata alam, petualangan, fotografi dan siapa saja yang ingin merasakan sensasi wisata yang benar-benar berbeda, Goa Jomblang dan Goa Grubug yang terletak di Gunungkidul ini sangat patut untuk di coba. Datang di waktu yang tepat antara jam 10-12 siang untuk mendapatkan pemandangan yang maksimal.
Harga tiket masuk Goa Jomblang per orang dikenakan biaya Rp 450.000. Biaya ini sudah termasuk sewa perlengkapan SRT, pemandu, dsb. Meskipun mahal, biaya tersebut terbilang sangat pantas untuk menebus keindahan pemandangan Goa yang Istimewa.
Comments